Allah tujuanku
Allah tujuanku
Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang dunia menjadi tujuannya (obsesinya), Allah akan pisah-pisahkan urusannya, dijadikan kefaqiran (kekurangan) di kedua pelupuk matanya, dan dunia tidak mendatanginya kecuali sebatas yang ditentukan baginya dan barangsiapa yang akherat menjadi tujuannya, maka Allah akan kumpulkan urusannya, dijadikan kaya hatinya, dan mendatangi dunia kepadanya dengan mengemis." (HR. Ibnu Majah)
Perhatikan pelajaran berharga ini, boleh jadi akan mengubah arah hidup kita dalam perubahan besar karena anda akan menjadi orang yang besar, yang selalu diawali dengan tujuan yang besar pula.
Ada pak Inad, pedagang keliling sayur, sudah mengawali kerjanya dengan mengantri kulakan di pasar sejak jam 2 malam agar mendapat harga yang bagus. Setelah siap, dagangan dikemas di kantong-kantong plastik, kemudian pulang karena sudah jam 4 lebih, ditandai dengan kumandang adzan shubuh. Segera ia membersihkan tubuhnya dengan mandi, dan tak lama setelah itu, ia meluncur dengan gerobaknya menyongsong rezeki. Banyak di benak pikirannya ingin diraih hari itu. Kesungguhan pak Inad mewakili kesungguhan para pedagang sayur lainnya dalam menjemput rezeki. Ada yang memudahkan dan ada yang mempersulit. Sehingga ia lupa dengan tahajudnya bahkan lupa dengan sholat shubuhnya berjamaah di masjid. Maka seharian ia berkutat dengan perjuangan menawarkan barang dagangannya. Sore menjelang, ia mulai pulang, dengan hadil yang menjadi jatah rezeki hari itu, masih ditambah dengan rasa kurang dan kecewa. Menyesali kenapa ia hanya bisa sekedar menjual sayur sehingga tidak bisa kaya, bertahun-tahun bekerja tapi belum banyak perubahan yang didapatinya.
Lain lagi dengan pak Sholeh yang berprofesi sama sebagai penjual sayur. Mengawali bangun jam 2 malam, ia gunakan menit-menit dan jamnya dalam tahajud. Tak lupa menutup malam menjelang shubuh dengan membaca ayat-ayat dan surat dari kekasihnya, Allah azza wajalla. Dan dalam keheningan ia memohon kepada Allah agar dimudahkan rezekinya dan diberkahi. Karena ia mendengar baginda Nabi menginformasikan bahwa waktu sepertiga malam akhir, waktu kunjungan Allah ke langit dunia untuk menjawab hamba-hambaNya yang meminta dan menyeruNya. Adzan shubuh berkumandang. Segera ia beranjak menjawab panggilan berjamaah di masjid. Selesai sholat, biasa para jamaah bubaran dan ada perbincangan. Pak sholeh seperti biasa sudah mendapat pesanan sayur dari jamaah sehingga sudah banyak rencana gerobak akan di arahkan ke mana. Sesampai di rumah, bergegas ia ke pasar menyusul yang lain untuk kulakan di pasar. Memang agak ketinggalan dibandingkan yang lain, namun tetap masih dapat barang yang diinginkan, terlebih karena sudah ada banyak pesanan jadi menambah efisien waktu dalam memilih. Sesampai di rumah, berkeliling ke teman-teman jamaah mengantar pesanan. Dan alhamdulillaah jam 7 pagi separuh dagangan sudah habis. Pak Sholeh singgah sebentar di sebuah mushola untuk sholat dhuha. Subhaanallaah, ternyata selepas sholat lebih bergairah lagi untuk menjemput rezeki. Dan tak perlu sampai sore karena jelang dhuhur dagangan rata-rata biasanya sudah selesai. Sholat dhuhur kembali Pak Sholeh seperti hari biasanya sudah ada di mashid bersama saudaranya yang lain di masjid berjamaah.
Akan ada ribuan pak Inad dengan ragam pekerjaan dan sikap yang diambilnya. Dan selalu mendapati nasib yang tak jauh berbeda dengan urusan yang dibuat terpisah-pisah, mengerahkan segala daya dan upaya untuk menghimpun urusan-urusannya. Begitu pula ribuan orang seperti pak Sholeh dengan ragam pekerjaan yang berbeda-beda dengan nasib yang seperti beliau. Dengan hati dan akal, kita bisa memilih seperti siapa kita akan menjadi dan kemudahan serta barakah mana yang didapatkan. Orang yang sukses akherat kemudian dunianya juga sukses sudah tidak bisa dihitung lagi jumlahnya. Sedang yang sukses dunianya kemudian akheratnya mengikuti di belakangnya tidak akan pernah kita dapatkan. Berpikirlah wahai orang-orang yang berakal.
Allahu a'lam.
sumber: al ikhwah edisi Shafar-Rabiul Awwal 1431 H / Februari 2010 M
Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang dunia menjadi tujuannya (obsesinya), Allah akan pisah-pisahkan urusannya, dijadikan kefaqiran (kekurangan) di kedua pelupuk matanya, dan dunia tidak mendatanginya kecuali sebatas yang ditentukan baginya dan barangsiapa yang akherat menjadi tujuannya, maka Allah akan kumpulkan urusannya, dijadikan kaya hatinya, dan mendatangi dunia kepadanya dengan mengemis." (HR. Ibnu Majah)
Perhatikan pelajaran berharga ini, boleh jadi akan mengubah arah hidup kita dalam perubahan besar karena anda akan menjadi orang yang besar, yang selalu diawali dengan tujuan yang besar pula.
Ada pak Inad, pedagang keliling sayur, sudah mengawali kerjanya dengan mengantri kulakan di pasar sejak jam 2 malam agar mendapat harga yang bagus. Setelah siap, dagangan dikemas di kantong-kantong plastik, kemudian pulang karena sudah jam 4 lebih, ditandai dengan kumandang adzan shubuh. Segera ia membersihkan tubuhnya dengan mandi, dan tak lama setelah itu, ia meluncur dengan gerobaknya menyongsong rezeki. Banyak di benak pikirannya ingin diraih hari itu. Kesungguhan pak Inad mewakili kesungguhan para pedagang sayur lainnya dalam menjemput rezeki. Ada yang memudahkan dan ada yang mempersulit. Sehingga ia lupa dengan tahajudnya bahkan lupa dengan sholat shubuhnya berjamaah di masjid. Maka seharian ia berkutat dengan perjuangan menawarkan barang dagangannya. Sore menjelang, ia mulai pulang, dengan hadil yang menjadi jatah rezeki hari itu, masih ditambah dengan rasa kurang dan kecewa. Menyesali kenapa ia hanya bisa sekedar menjual sayur sehingga tidak bisa kaya, bertahun-tahun bekerja tapi belum banyak perubahan yang didapatinya.
Lain lagi dengan pak Sholeh yang berprofesi sama sebagai penjual sayur. Mengawali bangun jam 2 malam, ia gunakan menit-menit dan jamnya dalam tahajud. Tak lupa menutup malam menjelang shubuh dengan membaca ayat-ayat dan surat dari kekasihnya, Allah azza wajalla. Dan dalam keheningan ia memohon kepada Allah agar dimudahkan rezekinya dan diberkahi. Karena ia mendengar baginda Nabi menginformasikan bahwa waktu sepertiga malam akhir, waktu kunjungan Allah ke langit dunia untuk menjawab hamba-hambaNya yang meminta dan menyeruNya. Adzan shubuh berkumandang. Segera ia beranjak menjawab panggilan berjamaah di masjid. Selesai sholat, biasa para jamaah bubaran dan ada perbincangan. Pak sholeh seperti biasa sudah mendapat pesanan sayur dari jamaah sehingga sudah banyak rencana gerobak akan di arahkan ke mana. Sesampai di rumah, bergegas ia ke pasar menyusul yang lain untuk kulakan di pasar. Memang agak ketinggalan dibandingkan yang lain, namun tetap masih dapat barang yang diinginkan, terlebih karena sudah ada banyak pesanan jadi menambah efisien waktu dalam memilih. Sesampai di rumah, berkeliling ke teman-teman jamaah mengantar pesanan. Dan alhamdulillaah jam 7 pagi separuh dagangan sudah habis. Pak Sholeh singgah sebentar di sebuah mushola untuk sholat dhuha. Subhaanallaah, ternyata selepas sholat lebih bergairah lagi untuk menjemput rezeki. Dan tak perlu sampai sore karena jelang dhuhur dagangan rata-rata biasanya sudah selesai. Sholat dhuhur kembali Pak Sholeh seperti hari biasanya sudah ada di mashid bersama saudaranya yang lain di masjid berjamaah.
Akan ada ribuan pak Inad dengan ragam pekerjaan dan sikap yang diambilnya. Dan selalu mendapati nasib yang tak jauh berbeda dengan urusan yang dibuat terpisah-pisah, mengerahkan segala daya dan upaya untuk menghimpun urusan-urusannya. Begitu pula ribuan orang seperti pak Sholeh dengan ragam pekerjaan yang berbeda-beda dengan nasib yang seperti beliau. Dengan hati dan akal, kita bisa memilih seperti siapa kita akan menjadi dan kemudahan serta barakah mana yang didapatkan. Orang yang sukses akherat kemudian dunianya juga sukses sudah tidak bisa dihitung lagi jumlahnya. Sedang yang sukses dunianya kemudian akheratnya mengikuti di belakangnya tidak akan pernah kita dapatkan. Berpikirlah wahai orang-orang yang berakal.
Allahu a'lam.
sumber: al ikhwah edisi Shafar-Rabiul Awwal 1431 H / Februari 2010 M
Komentar
Posting Komentar